Banyak orang yang bilang kalau tidak menyusui langsung (direct breastfeeding) maka ASI akan kering.
Setelah menjalani rutinitas exclusive pumping selama ini, saya bisa menyatakan bahwa hal tersebut tidak benar.
Prinsip dasar produksi ASI adalah Supply by Demand. Semakin sering payudara dikosongkan, semakin banyak ASI yang dihasilkan. Payudara tidak membedakan kosongnya lewat hisapan bayi atau pompa.
Walau begitu, saya akui, hisapan bayi jauh lebih efektif dibandingkan pompa apapun.
Lalu bagaimana caranya agar supply ASI terjaga meski hanya mengandalkan pumping?
1. Disiplin waktu
Ini penting sekali, karena jika kita mengulur-ngulur waktu pumping, produksi ASI akan melambat. Misal awalnya dalam 3 jam ASI yang dihasilkan 200ml, lalu karena malas dan kita pumping setelah 4 jam maka otak akan menangkap sinyal bahwa produksi ASI kita berlebih dan nantinya akan menyesuaikan kuantitas ASI yang dihasilkan. Nanti jadinya 4 jam yang dihasilkan cuma 200ml , jika diulur terus bisa-bisa dalam 6 jam cuma dihasilkan 200ml.
2. Payudara wajib kosong 100% tiap pumping.
Misal, ASI yang dihasilkan 200ml, lalu kita cuma pumping 150ml, otak akan menangkap sinyal bahwa produksi ASI berlebih. Di kemudian hari, ASI yang dihasilkan hanya 150ml, jika kita tidak pompa sampai benar-benar kosong lagi, maka ASI yang dihasilkan akan terus berkurang.
3. Tambahkan durasi pumping minimal 5 menit setelah payudara kosong.
Tujuannya untuk memberi sinyal ke otak bahwa produksi ASI kita kurang, sehingga nantinya ASI yang dihasilkan bisa meningkat.
Walau begitu, saya tidak mengajak moms untuk Eping dan meninggalkan direct breastfeeding karena menurut WHO pun , direct breastfeeding merupakan yang terbaik.
Menjadi Eping Mom adalah pilihan terakhir untuk memberikan ASI pada bayi di saat direct breastfeeding tidak memungkinkan.
Sekian sharing kali ini. Semoga bermanfaat 😊